Gurat Sesal Eriksson Setelah Tinggalkan Lazio

Roberto Mancini dan Sven-Goran Eriksson Saat Memperkuat Lazio. Foto: Istimewa.
Arena - Sven-Goran Eriksson merupakan pelatih legendaris asal Swedia. Namanya begitu mentereng dengan segudang prestasi yang berhasil ia raih. Tim-tim papan atas seperti AS Roma, Lazio, Bnefica, dan Manchester City pernah merasakan tangan dinginnya.

Namun di balik rekam jejak emasnya siapa sangka jika pelatih berusia 72 tahun ini memiliki rasa sesal yang masih membekas. Ya, Eriksson ternyata menyesal pernah mengambil keputusan untuk meninggalkan Lazio. Kala itu Eriksson memilih melanjutkan karier bersama Timnas Inggris.

Penyesalan tersebut diungkapkan oleh Eriksson dalam sebuah wawancara bersama media Radio Radio Italia. “Beberapa kali saya merenung mungkin akan lebih baik jika tetap bertahan di Lazio dan tinggal di Italia. Ketika tawaran dari Timnas Inggris datang seolah hal tersebut adalah kesempatan sekali seumur hidup. Saya pikir saya tidak bisa berkata tidak dan akan menyesal seumur hidup jika saya menolaknya,” kenang Eriksson.

Menurut Eriksson, dengan bertahan bersama Lazio maka peluang untuk meraih banyak gelar lebih terbuka. Dalam pandangannya saat itu Lazio merupakan salah satu tim terbaik di dunia. “Kami memenangkan banyak gelar juara dalam kurun waktu 3,5 tahun. Mungkin sebenarnya kami bisa meraih lebih banyak lagi gelar juara. Namun, tanpa keraguan sedikit pun saya akan menilai bahwa masa-masa tersebut merupakan pengalaman paling membahagiakan dalam perjalanan karier profesional saya,” jelas Eriksson.

Seiring waktu berlalu pelatih yang juga pernah mengarsiteki Timnas Meksiko dan Tiongkok ini mulai bisa menyikapinya dengan bijak. Baginya keputusan yang telah diambil merupakan catatan sejarah yang tidak bisa diulang. “Mungkin aku membuat kekeliruan, mungkin juga tidak, siapa yang tahu? Peristiwa itu sudah terjadi dan tak ada yang bisa mengubahnya,” tutur Eriksson.

Untuk diketahui, Eriksson merupakan pelatih terakhir yang mampu mempersembahkan gelar Scudetto bagi Lazio. Prestasi ini diukir pada musim 1999-2000. Bersama Bianco Celeste Eriksson juga mampu merengkuh dua kali Coppa Italia, dua kali Super Coppa Italia, satu kali UEFA Winners Cup, dan sebuah UEFA Super Cup. “Saya akan tetap menjadi pendukung Lazio dan mereka adalah tim terkuat yang pernah saya latih,” tegasnya.

(OTK/MSY)

Post Comment